Saturday, 3 February 2018

Pengalaman HSK 5

Hai. Jadi 2 Desember 2017 lalu aku diizinkan mengambil tes HSK 5 di Nanjing, Tiongkok. Atas izin Tuhan SA (baca; semesta alam), aku belajar dari Februari sekitar tanggal 20-something sampai Januari tanggal 10-an gitu. Rencananya, aku mau ambil tes HSK 6 di Indo juga (karena kalau nggak diusir babeh, aku masih stay di Indo dari akhir Jan - Agustus ini. meski diragukan.).

Sebenarnya materi yg diberikan sekolah tempatku belajar, berbeda bengets sama materi HSK 5. Dan aku juga baru tahu mau ambil HSK 5 hanya berselang 86 hari sebelum tanggal 2 Desember 2017. Sebelumnya, aku masih nganggep aku cuma butuh HSK 4, dan dulu mindset aku ke HSK 4 itu, "GILA LO LULUS HSK 4 WOOOOOOOOOOOO". Ndilalah, universitas impian... menurut seorang kakak Indonesia yang lolos beasiswa dan diterima di univ tsb.... (dan tahun itu hanya dia seorang) butuh sertifikat HSK 6. Ya kali cyin. Ya kali. :') jadi, dengan sakit hati diriku melihat kondisi dan sadar GAMUNGKIN LO LULUS HSK 6 dengan persiapan hanya 86 hari. Kecuali kalau keajaiban terjadi, tentu sj. Oya, univ uhuk tersebut adalah PKU. Yang ternyata,

HSK 5 terdiri atas tiga bagian;
tingli / Listening (kemampuan mendengar)
du / Reading
xiezuo / Writing

Masing-masing memiliki nilai maksimal 100. Sehingga nilai total maksimalnya adalah 300.

Menurut guruku;

3 tahun belajar mandarin di tiongkok, umumnya siswa bisa melewati HSK 6.
2 tahun belajar mandarin di tiongkok, umumnya siswa bisa melewati HSK 5.
(meski kulihat orang-orang yang udah pada belajar 2 tahun ada aja yg nilainya ga mencukupi standar minimal kelulusan HSK ; 180 dari 300. 300 adalah nilai maksimal.)
1 tahun belajar mandarin di tiongkok, umumnya siswa bisa melewati HSK 4.
(tapi aku ngeliat temen-temenku yg belajar Mandarin setahun lulus HSK 4 dengan nilai pas pasan :''')))) dan itu sebenarnya tidak pantass!! ternyata bisa banget lebih dari itu! nanti insyaAllah aku tulis analisis aku di bawah )

Menurut guruku, beliau pernah kenal seorang mahasiswa asing dari Jepang yang tekun mempelajari HSK 6 selama setahun. Sebelumnya, beliau belum pernah belajar bahasa Mandarin. DAN TIDAK LULUS. Like WHAT. Padahal bukannya orang Jepang juga huruf kanjinya sama ya sama aksara Mandarin, cuma beda pengucapan? Ih, tau ah.

HSK 6 butuh minimal penguasaan terhadap 3500 kosa kata.
HSK 5 2500 kosa kata.
HSK 4 1400 kosa kata.
Satu kosa kata, bisa jadi terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, atau bahkan empat kata atau lebih HAHAHAHA. Yang empat kata seringkali berupa chengyu alias idiom, tapi jumlahnya di HSK 5 sih nggak begitu banyak, tapi di HSK 6 aku pernah lihat sekilas dan lebih banyak.

Karena itu, aku mengambil tes HSK berbasis komputer! Karena kalau berbasis kertas yang ditulis manual dengan tangan, kemungkinan salah tulis SA N G  A D   B E S A R. Ya u tau sendiri kan, salah satu goresan, satu titik, SALAH BESARRRRRR. Jadi... kalau komputer, kan, tinggal ketik pinyinnya, trus muncul deh aksara hanzi yang bisa kita pilih. Ga keriting tangan u.

Oya, kalau tes HSK di Indonesia, bisa lihat info salah satu tempat tes HSK dan HSKK di link ini ya . Aku baru aja searching dan nemu itu. PASTI ada tempat lain kok yang menyediakan tes HSK maupun HSKK di Indonesia, seperti Confucius Institute, dsb, monggo dicari.


Kalau kata guru Mandarin aku di Jogja, umumnya mahasiswa yang S1nya berkaitan dengan Bahasa Mandarin di Indonesia dapat melalui tes HSK 4. Tapi, aku yakin kamu bisa lebih dari itu. Meski, harus sadar diri; mahasiswa yang belajar Mandarin di negara asalnyah sendiri, Tiongkok, pasti memiliki kemajuan yang lebih pesat karena latihannya hampir 24 jam cyiiin. Belum lagi, dalam kasusku semua guruku murni berbahasa Mandarin. Eh, ga murni-murni banget sih di minggu pertama bertemu. Sehari ada lah ngomong 3-5 kata dalam bahasa Inggris. Sisanya, ya..... Alhamdulillah, sesuatu cyin. He he, lumayan membuat tiga bulan awal cukup....... stres, wkwk. Habisan, ngga ngertii :') dan guru aku ngomongnya cepet banget.


Aku tes tanggal 2 Des dan hasilnya dapat diambil 45 hari setelah tes. Tapi di kasusku, molor satu hari (mungkin karena badai salju). DAN AKHIRNYA AKU NGAMBIL HASIL TES DI HARI YG SM DGN HR KEPULANGANKU KE INDO. Pagi ke tempat tes, sore ke bandara. Rasanya itu, nyes. Ngeri.

Tips bagi teman-teman yang ga ngerti mandarin eh kudu ngambil HSK ;

- download aplikasi Pleco. H A R U S.
- belajar dari video online. 1) youtube. DOWNLOAD SEBANYAK MUNGKIN VIDEO. Cari tempat berwifi kencang. SANGAT MEMBANTUKU. 2) download aplikasi mirip youtube kepunyaan Tiongkok, youku. disitu ada video-video untuk HSK 5 (aku gatau HSK 4/6 karena aku ga nyari, coba aja ya, sepertinya ada!) yang ga ada di youtube dan itu sangat membantu!
- dengerin lagu Tiongkok. Bisa mulai dari lagu anak-anak yang bahasanya sederhana dan lagu pop.
- print vocabulary listnya.
- sadar diri, berpacu dg waktu.
- habiskan waktumu dg belajar, berolahraga, stop kegiatan nggak guna. Ga boleh ada alasan. Kalo ada? Selamat tidak lancar-lancar amat.


Ancaman :

1. Jangan daftar di detik-detik akhir. 

Karena; A) kuota bisa habis! ini terjadi padaku, dan aku hampir saja harus pergi ke kota / provinsi lain untuk tes ini. Untung aja, masih ada satu tempat di Nanjing, meski JAUH CYIN. B) Server web pendaftaran bisa jadi down karena diakses banyak orang. Kalau udah begitu caranya, u kudu terjaga di jam-jam yang kira-kira orang-orang udah tepar. Jam empat pagi, misalnya.

Aku capek nulis ini. InsyaAllah dilanjut lagi dengan contoh sertifikat seperti apa dan pembaruan info ya. Ini sekali duduk lho nulisnya, wkwk.

Salam semangkuuuy!
Bella


Les Mandarin di Serang Banten cyiiin

Selamat siang teman-teman. Kembali dari Tiongkok, Bella membuka kursus Mandarin di Serang, Banten.
Pengajar : Nabila N. H ( HSK level 5 )
Alamat : Rumah Dunia (untuk privat, bisa chat lebih lanjut)
CP : line @bellasaur atau WA 081906311007 (Tias)
Pengajaran:
-        tingli (kemampuan mendengarkan)
-        kouyu (kemampuan berbicara)
-        du (membaca) dan xie (menulis)
Setiap pertemuan akan memadukan latihan mendengarkan (menggunakan audio dari Beijing Language and Culture University), pengenalan kosakata (dapat mencakup kosakata HSK 4 & percakapan sehari-hari), grammar, latihan berbicara, membaca dan menulis.
Menggunakan materi :
-        berdasarkan materi belajar Mandarin untuk orang asing dari Beijing Language and Culture University
Pelajaran meliputi:
-        aksara mandarin
-        jika ingin, dapat ditargetkan untuk persiapan HSK (semacam TOEFL Cina yg sering dipakai sbg persyaratan beasiswa) level 4 (meski tidak akan bisa maksimal karena umumnya pelajar asing di Tiongkok butuh waktu setahun utk melalui tes)
-        diharapkan kedepannya dapat menguasai percakapan sehari-hari untuk survive di Tiongkok / menikmati produk2 berbahasa Mandarin (lagu, film, dsb)
-        perkenalan thdp hasil produk kebudayaan & sastra Tiongkok

Perkiraan kasar, kursus ini akan bertahan sampai Agustus 2018 jika pengajar tidak kembali ke Tiongkok lebih cepat *hampura*.

Friday, 26 January 2018

Mahalnya Sebuah Keteladanan

SALAM TEMAN-TEMAN. Mohon maaf Bella baru buka blog karena sebelumnya GA BISA DIBUKA! :( dasar memang #technoob, pemalas!

Oya, Bela itu sebenernya bisa serius (ya sudah tau ini mah), tapi bisa juga sengklek, bisa malu-maluin dsb. Jadi, tergantung kalian lagi dapet bagian mananya. Nah, tulisan di bawah, bisa dibilang cukup serius. He he. Ya sudya. Selamat menikmati!


Beberapa minggu ini, pikiran saya terganggu dengan sebuah foto berisi kata-kata yang diunggah oleh guru matematika saya semasa SD. Beginilah kata-katanya;
            “Jika anak kita tidak suka membaca, berarti kita belum berhasil membuatnya terpesona dengan buku.
            Jika anak kita susah disuruh salat lima waktu, berarti kita gagal membuatnya terpesona dengan Allah.”

            Semasa SMP, ada salah seorang guru yang membuat saya terkagum-kagum, dan tertarik untuk mengenal lebih dekat tentang agama. Beliau adalah guru yang pertemuannya selalu sangat dinanti-nanti oleh anak-anak, karena begitu berkesan, begitu dalam, tapi ringan dan sangat membumi. Beliau adalah orang yang gerakannya sigap dan cekatan, senang bercanda dan rajin menangis. Wajahnya teduh dan matanya bengkak.
Kenapa lantunan azan, doa, dan bacaan Qur’annya, begitu menyentuh hati, terdengar begitu tulus dan bersungguh-sungguh?
Saya terpesona mendengar bacaannya pada dini hari, bacaan penuh isakan di kegelapan. Kami tahu, beban hidupnya berat. Beliau nampaknya sangat menghargai waktu dimana murid-murid belum datang ke masjid, waktu dimana beliau dapat mencurahkan apapun yang ia inginkan dalam salat. Dimana beliau dapat berduaan saja dengan Sang Khalik. Kami yang mendengar dan melihat, merasa, kayaknya nikmat sekali…

Pertanyaannya, apakah ada orang yang sudah membuatmu terpesona terhadap kehadiran Sang Khalik dan ayat-ayatnya?
Jika belum, saya berdoa semoga kita dapat dipertemukan dengan orang seperti itu. Namun, jika menunggu saja rasanya tentu saja kurang tepat. Selayaknya, kita mencari. Berusaha.

Saya ingin sekali, anak-anak saya, jika diamanahkan oleh Allah swt., paham dan teguh mendirikan salat lima waktu dan salat sunnah-sunnah lainnya. Namun, kata-kata yang diunggah guru saya itu membuat saya berpikir; bagaimana membuat mereka terpesona kepada Allah swt., jika saya sendiri belum terpesona? Jika saya sendiri belum mencari, lalu, menemukan?

Karena, prosesnya, sampai logika ini tercengang menyadari sesuatu dan kemudian yakin, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun penuh naik-turun. Persoalan hati dan percaya terhadap hal-hal yang penjelasannya agak samar, tidaklah begitu rumit. Namun, logika?

Saya sekuat mungkin menghindari bacaan-bacaan yang dulu sering saya baca dan membuat saya mempertanyakan banyak hal, yang terkadang dapat membuat rasa percaya saya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Ketuhanan dan agama, hilang. Namun, meski sudah menghindar, saya masih saja tergelitik dan akhirnya terpapar hal-hal semacam itu dan dapat kembali kehilangan kepercayaan, sekitar empat sampai lima kali dalam setahun. Dalam masa iman saya sedang tidak goyah, seringkali dalam lubuk hati saya was-was, khawatir saya akan berada kembali dalam keraguan dan ketidakpercayaan. Sampai akhirnya lingkaran melelahkan itu berhenti, tanpa saya rencanakan, tanpa saya prediksi. Hal yang saya syukuri.

Dan ya, butuh proses yang panjang sekali!


Rasanya, mengajarkan, jauh lebih mudah, dibandingkan menghidupi ajaran itu sendiri. Mengajarkan, seringkali kita hanya perlu memahami ajaran, menyetujui kebaikannya dan menyampaikannya kepada orang lain.

Namun menghidupi suatu ajaran, menjadi sosok yang dapat diteladani, tidak semudah itu. Saya masih mengagumi guru saya, yang perilakunya sehari-hari, yang pribadinya sendiri, sudah memberikan penyadaran dan pelajaran yang membuat siapapun yang melihatnya merasa, betapa indahnya mengenal Sang Pencipta itu. Hal yang saya impikan.

Serang, 25 Januari 2018.

Popular Posts

Blogger templates

Powered by Blogger.